Liputan6.com, Jakarta – BYD Atto 1 hadir sebagai mobil listrik dengan harga yang cukup terjangkau, mulai Rp 195 juta hingga Rp 235 juta. Namun, banderol tersebut, memang belum termasuk wall charger atau alat pengisi baterai untuk di rumah, dan jenama asal China ini menjualnya secara terpisah.
Menurut Luther T. Panjaitan, Head of PR & Government Relations PT BYD Motor Indonesia, memang ada beberapa komponen saat hendak melakukan pemasangan wall charger secara pribadi. Pertama, adalah device atau alatnya, dan yang kedua adalah proses pemasangan.
“Ketiga, adalah instalasi listrik. Nah, ini kan komponen-komponen pembentuk harga kan,” jelas Luther saat ditemui di Yogyakarta, beberapa waktu lalu.
Kemudian, lanjut Luther, ada juga biaya-biaya lain yang muncul karena pemasangan. Contohnya, adalah kabel tanam, dan juga pembongkaran galian. Semua itu, juga merupakan komponen pembentuk harga juga.
“Nah, itu yang memang penting buat customer, itu bertanya langsung kepada PLN (penyedia listrik). Tapi, kami menyarankan, sebaiknya charger yang dipasangkan kepada unit BYD, adalah yang genuine, yang dijual oleh showroom kita,” tegasnya.
Lalu, jika berbicara harga, untuk device atau alat charger saja, sekitar Rp 8,5 juta. Kemudian, berhubungan dengan pemasangan tadi, juga ada dua pilihan yaitu pemasangan meteran baru, atau tambah daya. “Semuanya itu, tergantung dari kondisi customer-nya (rumah),” tambah Luther.
Sementara itu, Luther juga mengatakan, untuk proses pemasangan daya, bisa juga dibantu untuk berkomunikasi dengan PLN, melalui jaringan penjual atau dealer BYD di mana konsumen melakukan transaksi pembelian BYD Atto 1.
“Bisa, nanti sampaikan saja ke dealer, nanti dealer bantu mengkomunikasikan (kepada PLN). namun sebenarnya, pada intinya itu adalah pekerjaan yang berbeda,” pungkas Luther.
Parade Wastra Nusantara 2025
Laris Manis, Inden BYD Atto 1 Tembus sampai Desember 2025
Mobil listrik terbaru BYD Atto 1, mendapatkan sambutan yang cukup positif di Indonesia. Meskipun, hingga saat ini, pabrikan asal Tiongkok tersebut, belum mengungkap secara detail jumlah pemesanan model ramah lingkungan yang dibanderol mulai Rp 195 juta itu.
Namun, dijelaskan Luther T. Panjaitan, Head of PR & Government Relations PT BYD Motor Indonesia, untuk waktu tunggu alias inden Atto 1 ini, sudah tembus hingga akhir tahun atau Desember 2025.
“Selama GIIAS kita memang janjikan pada Oktober 2025 (pengiriman). Tapi, paruh tengah GIIAS sudah mulai masuk ke November, dan sekarang sudah ada yang menyentuh Desember,” ujar Luther, saat ditemui di sela-sela media test drive BYD Atto 1, di Yogyakarta, beberapa waktu lalu.
Lanjut Luther, pihaknya akan tetap berusaha semaksimal mungkin untuk bisa mendistribusikan Atto 1 sesuai janji, dan hal tersebut tentu saja berhubungan dengan kepuasan konsumen. Selain itu, saat ini, BYD juga sudah memiliki lebih banyak tenaga penjual, logistik, dan jaringan distribusi.
“Kita mengalami hal ini dari tahun sebelumnya, pada saat itu jaringan penjualan kami belum semumpuni sekarang. Jumlah tenaga penjualnya, tenaga logistik, distribusi semuanya belum memadai seperti sekarang, dan kita juga keep emproving,” tegasnya.
